ASPEK BIOLOGI SERANGGA HAMA (PERILAKU SERANGGA)

A. ACARA VI : ASPEK BIOLOGI SERANGGA HAMA

(PERILAKU SERANGGA)

B. TUJUAN : Mempelajari perilaku serangga dalam hubungannya dengan cahaya dan suhu

C. TEMPAT DAN TANGGAL: Lab. Ilmu Hama, 10 Desember 2010

D. ALAT DAN BAHAN:

1. Alat

Ø Tanung gelas

Ø Botol gelas

Ø Kertas karbon

2. Bahan

Ø Imago lalat rumah (Drosophylle melanogaster Mugen)

Ø Air es

E. DASAR TEORI

Serangga merupakan kelompok hama paling berat yang menyebabkan kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan kerugian bila berada pada tingkat populasi yang tinggi. Perkembangan populasi hama hingga mencapai tingkat yang tinggi ditentukan oleh potensi reproduksi, kemampuan mempertahankan diri (sintas), dan daya tahannya terhadap kondisi lingkungan hidupnya.

Faktor fisik yang penting dalam mempengaruhi kehidupan serangga adalah suhu, cahaya / sinar, hujan, kelembaban dan angin. Faktor – faktor fisik tersebut bersama – sama menentukan suatu keadaan cuaca (dalam jangka waktu yang pendek) atau iklim (dalam jangka waktu yang panjang). Faktor fisik tertentu pada keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian serangga atau dapat pula menyebabkan timbulnya epidemi suatu serangga.

Suhu merupakan faktor lingkungan yang menentukan / mengatur aktivitas hidup serangga. Pengaruh ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga, yaitu bertindak sebagai faktor pembatas kemampuan hidup serangga. Pada suatu suhu tertentu aktivitas hidup serangga tinggi (sangat aktif), sedangkan pada suhu yang lain aktifitas hidup serangga rendah (kurang aktif).

Reaksi serangga terhadap cahaya tidak begitu berbeda dengan reaksinnya terhadap suhu. Sering sukar untuk menentukan apakah pengaruh yang terjadi terhadap serangga itu disebabkan oleh faktor cahaya atau faktor suhu , karena kedua faktor tersebut biasanya sangat erat hubungannya dan bekerja secara sinkron.

Beberapa kegiatan serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga timbul sejenis serangga yang aktif pada pagi, siang, sore dan malam hari. Cahaya matahari ini mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya. Dijumpai serangga yang aktif pada saat ada cahaya matahari, sebaliknya ada juga serangga – serangga yang aktivitasnya terjadi pada keadaan gelap.

F . CARA KERJA

1. Menyiapkan 6 buah stoples, masing – masing untuk :

1 untuk kontrol.

1 untuk pendinginan.

4 untuk disinari lampu : masing – masing 100 W, 50 W, 10 W, dan 5 Wat.

Jumlah Jangkrik 4 ekor untuk masing – masing stoples

2. Memasukkan Jangkrik ke dalam masing – masing stoples.

3. Mengamati dan menghitung jumlah Jangkrik yang mati pada masing – masing perlakuan.

4. Membuat analisa dari data yang telah diperoleh.

G. HASIL PENGAMATAN

Tabel. Hasil Pengamatan

Perlakuan

Jangkrik

100 W

6

50 W

3

10 W

2

Pendinginan

6

Kontrol

0

H. PEMBAHASAN

Faktor fisik yang penting dalam mempengaruhi kehidupan serangga adalah suhu, cahaya / sinar, hujan, kelembaban dan angin. Faktor – faktor fisik tersebut bersama – sama menentukan suatu keadaan cuaca (dalam jangka waktu yang pendek) atau iklim (dalam jangka waktu yang panjang). Faktor fisik tertentu pada keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian serangga atau dapat pula menyebabkan timbulnya (Endemic) suatu serangga.

Pada praktikum acara 5 ini ada 2 faktor fisik yang akan kita bahas berkaitan dengan pengaruhnya terhadap perilaku dan kehidupan serangga. Dua faktor tersebut yaitu suhu dan sinar / cahaya. Pengaruh suhu terhadap kehidupan serangga terlihat pada proses fisiologi serangga, yaitu bertindak sebagai faktor pembatas kemampuan hidup serangga. Ada tujuh batas daerah suhu (Zona) yang membatasi aktivitas kehidupan serangga. Empat zona tersebut meliputi : zona batas fatal atas, zona dorman atas, zona efektif atas, zona optimum, zona efektif bawah, zona dorman bawah dan zona fatal bawah (Subyanto. 2000).

Ada 2 zona yang menyebabkan serangga mengalami kematian yaitu zona batas fatal atas dan zona fatal bawah. Pada zona fatal bawah, dengan suhu > 48OC serangga mengalami kematian. Sedangkan pada zona fatal bawah dengan suhu ± 4OC serangga mengalami kematian (Tjahjadi, N.1989).

Untuk mengetahui pengaruh cahaya dan suhu terhadap aktivitas serangga hama maka kami gunakan lalat rumah sebagai sampel pengamatan. Ada enam stoples yang kami gunakan dimana untuk masing – masing stoples berisi 6 ekor lalat. Stoples – stoples tersebut mendapat perlakukan masing – masing yaitu : disinari lampu (empat stoples), pendingin yang berisi es dan kontrol masing – masing satu stoples. Untuk perlakuan disinari lampu, ada empat lampu yang kami gunakan yaitu lampu 100 W, 50 W dan 10 W..

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, dari enam buah stoples tersebut, hanya dua stoples dimana lalat semuanya mengalami kematian. Stoples tersebut yaitu stoples dengan perlakuan disinari lampu 100 W dan stoples dengan perlakuan pendingin yang berisi es. Untuk stoples dengan disinari lampu 100 W, hal yang menyebabkan Jangkrik tersebut semuanya mati, karena Jangkrik tidak dapat beraktivitas dengan keadaan cahaya yang terlalu terang yang otomatis mempengaruhi suhu didalam stoples tersebut. Dengan cahaya yang terlalu terang otomatis suhu disekitarnya bertambah tinggi, ditambah lagi dengan keadaan dalam stoples yang tidak ada sumber makanan, sehingga Jangkrik tersebut tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati. Hal yang sama juga terjadi pada stoples dengan perlakuan pendingin yang berisi es. Dimana dengan keadaan suhu sekitar stoples yang terlalu rendah ditambah lagi dengan tidak adanya sumber makanan disekitar stoples tersebut menyebabkan Jangkrik tersebut tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati.

Pada stoples dengan perlakuan penyinaran lampu 50 W, dari enam ekor lalat hanya tiga ekor yang mati, sedangkan pada penyinaran lampu dengan 10 W hanya dua ekor Jangkrik yang mati. Tetapi pada stoples dengan perlakuan kontrol, tidak ada satupun Jangkrik yang mati. Pada penyinaran lampu 50 W masih tersisa tiga ekor yang dapat bertahan hidup. Hal ini mungkin disebabkan karena tiga ekor Jangkrik tersebut mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua ekor yang mati tadi, atau bisa juga dua ekor yang bertahan hidup tadi, masih hidup tetapi organ tubuh eksterna sudah tidak efektif lagi. Hal ini bisa dilihat, dalam stoples tersebut Jangkrik tidak beraktivitas lagi (diam). Hal yang sama juga bisa terjadi pada Jangkrik dengan disinari lampu 10 W. Dimana dari enam ekor Jangkrik hanya dua ekor yang mati, sedangkan lainnya dapat bertahan hidup.

I. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Faktor fisik yang penting dalam mempengaruhi kehidupan serangga adalah suhu, cahaya / sinar, hujan, kelembaban dan angin.

2. Suhu merupakan faktor lingkungan yang menentukan / mengatur aktivitas hidup serangga. Pengaruh ini jelas terlihat pada proses fisiologi serangga, yaitu bertindak sebagai faktor pembatas kemampuan hidup serangga.

3. Ada dua zona yang menyebabkan serangga dapat mati yaitu pada zona fatal atas yaitu pada suhu >48OC dan zona fatal bawah yaitu pada suhu ± 4OC.

4. Kemampuan serangga untuk bertahan hidup dalam lingkungannya (daya survival) dipengaruhi oleh : daya persepsi dan mobilitas, daya dispersi, daya kompensasi dan daya adaptasi.

5. Dari hasil pengamatan yang dapat dilihat bahwa semakin berkurang / rendah cahaya, kemampuan bertahan hidup Jangkrik semakin rendah. Kemampuan hidup dari masing – masing Jangkrik berbeda – beda, dimana kemampuan tersebut dipengaruhi oleh daya kompensasi dan daya adaptasi.

DAFTAR PUSTAKA

Subyanto. 2000. Bahan Ajar Ilmu Hama hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Sumardi dan S.M. Widyastuti. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Tjahjadi, N.1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Mudah Penasaran!!! Cihahayyyy...!!!!!!
Copyright © 2010 Love Story And My Study All Rights Reserved.
Website powered by Blogger and Trily Blogger theme designed by TopTut.com & Converted by Ritesh Sanap.

Blog Archive

Followers

silakan meninggalkan pesan ^_^

bantu di klik sob..... :D